JK250811

Sabtu, 08 Januari 2011

Jurus Ampuh 5-R Cegah DBD!



Jurus Ampuh 5-R Cegah DBD!

Oleh: Johanes Krisnomo

BURUKNYA sanitasi lingkungan dan tingginya curah hujan di Kota Bandung dan sekitarnya sampai menjelang akhir tahun 2010, memicu tumbuh kembangnya nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah dengeu (DBD). Pencegahan DBD melalui program 3-M plus atau menguras, menutup, dan mengubur, plus kegiatan pendukung lainnya secara praktis dapat dijabarkan dalam lima jurus ampuh yang dipadu melalui program 5-R; ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin.

Dalam sebuah simposium bertajuk "Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengeu pada Anak" beberapa waktu lalu di Bandung, Dr. Rahmat Sentika, Wakil Ketua Bidang Kependudukan dan Kesehatan Ibu dan Anak dan PB IDI Pusat, mengatakan, hingga saat ini belum ada obat bersifat antivirus terhadap infeksi DBD, kecuali dengan memutus mata rantai nyamuk aedes aegypti (Galamedia, 22 November 2010).

Mata rantai kehidupan nyamuk aedes aegypti, seperti telah diketahui, sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air sebagai media untuk berkembang biak dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa.Genangan-genangan air yang terperangkap, misalnya di bak mandi, pot-pot bunga, dan barang-barang bekas yang terkena air hujan, merupakan tempat nyaman bagi nyamuk untuk meletakkan telur-telurnya. Tidak itu saja, barang-barang yang lama tidak dipakai dan kotor pun, dapat digunakan nyamuk sebagai tempat singgah.

Sebuah program yang dikenal dengan nama 5-R, adaptasi program 5-S dari Jepang, tentang perubahan perilaku melalui perubahan tempat kerja, memberikan rincian lima jurus perilaku yang mendukung dan memperkuat program 3-M plus dan berperan dalam mekanisme pemutusan mata rantai kehidupan nyamuk aedes aegypti.

Pengertian 5-R adalah kegiatan penatalaksanaan rumah tangga yang baik, yang dilaksanakan oleh seluruh anggota keluarga, masyarakat atau kelompok dan dilakukan secara terus-menerus. Program 5-R yang dalam bahasa Indonesia terdiri dari ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin diterjemahkan dari bahasa Jepang, yaitu seiri, seiton, seiso, seiketsu, dan shitsuke.

Di Indonesia, progam 5-R sudah dikenal sejak tahun 1990, dicanangkan dan dipromosikan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Balai Besar Peningkatan Produktivitas.

Kelima perilaku dalam jurus ampuh 5-R dapat dijabarkan sebagai berikut.

Pertama, ringkas atau seiri adalah menyisihkan barang-barang yang tidak digunakan, misalnya majalah, koran, dus-dus bekas, perabot ataupun peralatan rumah tangga, dan lain-lain. Barang-barang tersebut harus dipilah-pilah dan diputuskan apakah langsung dibuang, dikubur, dijual, disumbangkan ataukah masih bisa diperbaiki.Bila masih bisa digunakan tetapi sangat jarang dipakai, pisahkan di tempat lain dan buat catatan penyimpanan.
 
Kedua, rapi atau seiton adalah menyusun barang-barang ke dalam posisi yang benar supaya mudah, cepat, dan aman jika diperlukan. Menutup rapat tempat-tempat penampungan air, merupakan salah satu perilaku rapi, agar nyamuk tidak dapat meletakkan telurnya. Jangan biarkan bajubaju bekas pakai bergelantungan dalam waktu lama. Selain tidak rapi, juga memberi peluang nyamuk aedes aegypti untuk tinggal. Rapikan atau pangkas tanaman-tanaman yang ada di pot maupun di halaman rumah agar tidak dijadikan tempat persembunyian nyamuk. Kembalikan barang-barang bekas pakai pada tempatnya agar mudah dicari, dibersihkan, dan tampak rapi.

Ketiga, resik atau seiso adalah membersihkan lingkungan. Kuras tempat bak penampungan air atau taburkan bubuk abate untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. Bersihkan dan semprot dengan obat antinyamuk, terutama selokan-selokan, barang-barang atau ruangan dengan kondisi gelap, pengap, dan kurang sirkulasi udara di dalam dan di sekitar rumah.

Keempat, rawat atau seiketsu adalah perlakuan yang terusmenerus dan berulang dari ringkas, rapi, dan resik. Buat jadwal dan bukti kegiatan dengan catatan tertulis, tampilkan fotofoto sebelum dan sesudah kegiatan 5-R dan tempelkan pada tempat yang mudah dibaca, dipantau, dan dievaluasi bersama.

Kelima, rajin atau shitsuke, artinya melatih anggota keluarga dan kelompok untuk biasa bekerja dengan lingkungan yang baik, sesuai kesepakatan yang telah disetujui bersama, sehingga menjadi suatu kebiasaan dan aturan yang harus dipatuhi oleh setiap individu dengan penuh kesadaran.

"Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Puslitbang Ekologi Kesehatan, menunjukkan bahwa ada korelasi antara jumlah curah hujan dengan penyakit yang akan timbul. Curah hujan tinggi berpengaruh terhadap tingginya penyakit DBD," papar Hermono Sigit, Asisten Deputi Pengendalian Kerusakan Ekosistem Perairan Darat, Kementerian Lingkungan Hidup (http://www.jabarprov.go.id, 10 Desember 2010).

Di pengujung tahun 2010, Kota Bandung dan sekitarnya masih diguyur hujan, hampir tiap hari. Curah hujan tinggi dan ekstrem sepanjang tahun 2010, panas terik dan hujan lebat saling berganti, cepat berubah dalam hitungan waktu. Bahkan menurut Nuryadi, Kepala Subbidang Analisis dan Informasi Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, curah hujan tinggi akan mencapai puncaknya pada bulan Januari 2011.

Tidak ada kata lain kecuali tindakan, curah hujan tinggi identik dengan penyakit DBD, dan harus diantisipasi dengan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat.

Lima perilaku dalam jurus ampuh 5-R; ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin merupakan pilihan tepat bagi tindak pencegahan DBD, melengkapi program 3-M plus yang telah ada. 

Penulis, alumnus Kimia ITB, pemerhati lingkungan hidup, teknologi pangan, kesehatan, kimia pangan dan praktisi di industri pangan. Artikel telah dipublikasikan di Surat Kabar Galamedia, 07 Jan 2011.

Catatan : 
Revisi 02/02/11, istilah sebelumnya, Bersih diganti jadi Resik sesuai istilah 5-R, materi dan kalimat lain tetap sama.








Jurus Ampuh 5-R Cegah DBD!

Terimakasih Atas Kunjungan Anda.
Bila sempat dimohon komentarnya.
Sampai Jumpa
Johanes Krisnomo

Bandung, 08 Jan 2011 



4 komentar:

  1. Ayo teman-teman kasih komentar apa aja,
    demi perbaikan kualitas dari blog.
    Trimakasih,
    J.Krisnomo

    BalasHapus
  2. Pak Jo tulisan anda sudah bagus, hanya perlu ditambah pemanis kalimat saja. Supaya lebih familier. Silahkan anda bisa masuk dalam komunitas/milis : writer_schoolen@googlegroups.com

    Salam.

    BalasHapus
  3. Bu Habibie,
    Trimakasih atas saran dan informasiinya.
    Terlebih lagi, ibu telah berkenan hadir di blogs.
    Semoga Ibu tambah sukses dan sehat selalu.
    Salam Dari Bandung,
    Johanes Krisnomo

    BalasHapus
  4. Wah pak Nice info nich ...boleh izin share kan...

    abu.nfl@gmail.com
    Dendi

    BalasHapus