Bertani dengan cara hidroponik tidak memerlukan tanah, namun produktivitasnya jauh melebihi pertanian tradisional |
Pertanian Hidroponik
( Kian Populer di Amerika )
Bertani dengan cara hidroponik semakin populer di Amerika karena
bisa dipanen setiap saat dan produktivitasnya tinggi.
Mary
Ellen Taylor menjual panen sayurannya tiap akhir minggu di pasar petani dekat
Washington, DC. Daun-daun selada yang dijualnya masih dengan akarnya itu sangat
terkenal dan ia punya banyak pelanggan tetap, seperti Betsy Kulick.
"Rasa
daun selada itu sangat enak. Kita bisa membelinya sepanjang tahun meskipun pada
bulan Januari, Februari atau Maret. Daun seladanya sangat hijau dan rasanya
seenak selada yang dipanen pada musim panas,” ujarnya.
Taylor
menanam daun selada dan sayuran lainnya di ladang keluarganya di kabupaten
Loudon, Virginia, sekitar 80 kilometer dari Washington, DC.
"Cantik
kan selada-selada ini? Maksud saya, sangat bersih, tidak ada pasir atau
pestisida menempel di daun slada ini. Sama seperti menanam pohon mawar,
bedanya, ini bisa dimakan,” paparnya.
Taylor memanen 4.000 selada tiap minggu dari dua rumah kaca hidroponiknya. Itulah sebabnya ia menamakan kebunnya Endless Summer Harvest atau Panen Musim Panas Abadi. Ia mempekerjakan 12 pegawai paruh waktu, termasuk untuk menerima pengunjung dari seluruh dunia yang sering mengunjungi kebunnya .
Taylor memanen 4.000 selada tiap minggu dari dua rumah kaca hidroponiknya. Itulah sebabnya ia menamakan kebunnya Endless Summer Harvest atau Panen Musim Panas Abadi. Ia mempekerjakan 12 pegawai paruh waktu, termasuk untuk menerima pengunjung dari seluruh dunia yang sering mengunjungi kebunnya .
Tanaman
hidroponik di sini terlindung dari gangguan cuaca sejak masa tanam sampai
panen. Taylor menuturkan, "Yang kami lakukan di sini adalah menanam benih
selada air ini di semacam jerami.”
Setelah
menjadi kecambah, tanaman kecil ini didiamkan selama 2 minggu di tempat
pembenihan. Kemudian dipindahkan ke rumah kaca dan ditaruh ke dalam pot-pot
agar bisa tumbuh sesuai permintaann pasar.
Lebih
lanjut, Taylor memaparkan, "Tangki ini berisi 2.000 liter air yang
mengandung gizi. Air itu terus-menerus mengalir keluar dan masuk tangki itu
setelah melalui sistem dan membasahi semua akar tanaman.”
Taylor
mengatakan bahwa dua rumah kaca memerlukan lahan sekitar seribu meter persegi,
tetapi produktivitasnya setara dengan lima hektar tanah yang dikelola dengan
sistem pertanian biasa.
Selain
di pasar petani, Taylor dapat menjual sayur segarnya ke toko-toko swalayan dan
rumah makan setempat. Koki Anthony Lombardo memasak selada hidroponik itu
sebagai menu salad khas olahannya.
Ia mengatakan, "Pelanggan rumah makan saya sangat menyukai salad yang saya hidangkan. Kami mendapat banyak pujian tentang salad ini.”
Ia mengatakan, "Pelanggan rumah makan saya sangat menyukai salad yang saya hidangkan. Kami mendapat banyak pujian tentang salad ini.”
Taylor
menambahkan, "Orang sangat suka membeli makanan lokal. Sembilan puluh
persen orang Amerika makan selada tiap hari. Sewaktu bisnis lain lesu, bisnis
kami berkembang pesat. Usaha eceran kebun kami sangat luar biasa di Amerika
ini.”
Taylor
mengatakan bahwa dirinya senang dikenal dengan sebutan ratu selada, dan tahun
ini ia berencana melipatgandakan ladangnya.
Sumber
: http://www.voanews.com/indonesian/news/Pertanian-Hidroponik-Kian-Populer-di-Amerika-142678245.html VoA : June Soh / 14 Mar 2012
www.johaneskrisnomo.blogspot.com
Berkarya terus lewat tulisan-tulisan ya, Mas.
BalasHapusSalam semangat
www.novelantusiasme.blogspot.com
Makasih ya Novel.
BalasHapusArtikel cuma buat hiburan aja sich.
Karya sendiri sedang dalam persiapan.
Salam Kenal.
Johanes Krisnomo