Blusukan Gaya
Bus Kota
Oleh :
Johanes Krisnomo
Berkendara
dan bergumul dengan kemacetan lalu-lintas di jalan raya merupakan hal biasa dan
rutin dialami banyak orang. Nurani kebaikan dan sikap santun sering terhambat
oleh derasnya tekanan emosi akibat lelah berkepanjangan selama dalam
perjalanan.
Bagi
sopir mobil yang dipikirkan adalah kapan bisa cepat sampai tujuan, bahkan tak
sempat tengok dinamika kehidupan di kanan-kiri jalan meski ada waktu karena
macet.
Segarkan
nurani, lepas sekejap rutinitas dan lakukan blusukan (arti gampangnya kegiatan
yang dilakukan diluar kebiasaan , langsung pada sasaran) dengan naik bus kota
dan rasakan bedanya.
Alkisah
berlanjut, Bus Kota jurusan Cibeurem - Cicaheum di Kota Bandung jadi target uji
coba. Tinggalkan atribut gengsi dan kemewahan, tur singkat dimulai dari awal
keberangkatan di Rajawali dekat Cibeurum sampai Cicaheum.
Biaya
tiga ribu rupiah dengan jarak cukup jauh tak sebanding dengan kenyamanan dan
kemewahan yang didapat. Selain ber-ac, ruang dalam bus tampak bersih dan rapi. Kaki
pun tak lagi pegal-pegal karena tak injak-injak pedal. Mata dimanjakan dengan
pemandangan menarik tentang kegiatan sepanjang jalan dan nurani mulai berpikir
betapa tersiksanya orang-orang yang berkendara ditengah kemacetan
berkepanjangan.
Kesimpulan
sesaat, blusukan gaya bus kota cukup manjur bagi terapi jiwa, kembali ke nurani
kebaikan dan kepedulian. Ketelanjuran macet-padet yang berakibat tingginya
polusi udara akibat knalpot kendaraan perlu disikapi dengan penggalakan program
penghijauan disepanjang jalan. Sebagian komponen kemacetan, misalkan kurang
tertibnya parkir mobil dan motor, dan juga pedagang kaki-lima yang berjualan disepanjang
jalan perlu diatur dan dirapikan.
Jangka
panjang yang lebih jos, perbanyak angkutan umum yang murah, nyaman dan aman
dengan target sasaran menjadikan orang berpikir ulang untuk menggunakan
kendaraan pribadi secara lebih bijak.
Cimahi, 11 Jan 2013
www.johaneskrisnomo.blogspot.com
www.kompasiana.com/stalgijk / Telah tayang tgl 11 Jan 2013
Sumber Foto : Koleksi Pribadi
Terimakasih Atas Kunjungannya
Salam Sehat dan Sukses
www.johaneskrisnomo.blogspot.com
www.kompasiana.com/stalgijk
Tambahan dikit ya pak, terminal / shelter bis kota mungkin perlu dibuat dekat dengan pemukiman sehingga pengguna bis kota merasa untuk apa mrngeluarkan biaya / energi extra dengan menggunakan kendaraan pribadi jika bisa langsung meng-akses bis kota, selain itu saya juga setuju dengan penambahan jumlah bis kota di jam jam tertentu dan kayaknya perlu disediakan lahan parkir yang memada dan aman disekitar shelter bis kota
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPak Pujo,
BalasHapusSaya setuju lebih dari 100 % usulan Pak Pujo.
Terimakasih ya, lanjutkan bangun blognya ya?
Met Malam,
Johanes Krisnomo