Teori Spektakuler
Sandal Jepit
Oleh : Johanes Krisnomo
Gara-Gara sandal jepit kedapatan kanan semua
karena tertukar dan malas pakai sepatu akhirnya gagal pergi ke warung beli obat
batuk. Waktu itu jam sepuluh malam dan itu batas akhir tutup warung terdekat sekitar
kompleks perumahan. Akibat sampingnya batuk makin menjadi-jadi dan besok
paginya terpaksa harus ke dokter.
Itulah kenyataan berantai, kisah Si Sandal-Jepit
tampaknya sepele tapi berakibat rumit. Sandal-jepit memang berbeda antara kiri
dan kanan. Keduanya dipakai dengan tujuan sama ke satu arah sesuai dengan
keinginan si pemakai.
Hidup kita yang beraneka ragam ini nyata ada
didalam kelompok keluarga, masyarakat dan juga ditempat kerja kita
masing-masing dan pastinya punya tujuan kelompok.
Perbedaan sandal-jepit kanan dan kiri hampir
serupa meski tak sama bisa diasumsikan
sebagai keberagaman anggota dalam sebuah kelompok. Tujuan sama tetapi
masing-masing anggota yang berbeda pandangan terikat dalam sebuah aturan dan
itu saling melengkapi.
Bila semua anggota sama dalam pandangan dan
perilaku, tidak ada koreksi, saran/usul maka jalannya kelompok tidak akan mulus
dan bisa gagal. Senada dengan sandal-jepit yang sebelah kanan dipakai kiri dan
sebaliknya atau keduanya kanan/kiri semua selain tidak sesuai aturan, malu
dilihat orang dan kemungkinan bisa jatuh terjerembab.
Diawal pergantian tahun, masih ada waktu untuk
bebenah diri tentang pentingnya keberagaman dan juga aturan main. Satu tambah
satu dalam kelompok hasilnya bisa tiga, empat dan seterusnya karena ada sinergi
atau kekuatan yang menyatukan.
Sinergikan kekuatan kita dengan melihat potensi
masing-masing anggota meski berbeda kapasitas dan tekadkan untuk capai target tujuan
demi kemanfaatan bersama.
Selamat Tahun Baru – 2013
Cimahi, 01 Jan 2013
Telah tayang di
www.kompasiana.com/stalgijk
www.johaneskrisnomo.blogspot.com
Terimakasih Atas Kunjungannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar