Tunas Keriput
Bonsai
Oleh : Johanes Krisnomo
Kebanyakan, sejalan dengan bertambahnya waktu,
manusia makin dewasa, menua, keriput bertahap, lambat berpikir dan bertindak.
Hidup manusia, bebas namun terbatas, ada aturan
dan norma yang harus ditaati, meski ada yang tak patuh. Kecuali satu, batasan umur, wajib mau tak mau harus dilalui.
Bonsai, seperti apa yang dikatakan
penggemarnya, mampu memberikan keseimbangan hidup. Meski tua, bahkan sampai
puluhan tahun, ketuaannya mampu menaikkan kualitas nilai tawar.
Guratan atau keriput tua di badan Bonsai,
justru membuatnya lebih menarik. Hebatnya lagi, bentuk dinamis lika-liku
badannya sangat menarik, berpadu asri bersama daun-daunnya yang mini dan khas.
Bahkan, beberapa tunas daun
yang tampak dominan, seolah eksis ingin menyuarakan tulus suara hatinya Bonsai.
Bertambahnya umur, semakin menua tak harus
statis tanpa prestasi, memperlambat dan memanjakan diri tak berbuat apa pun
yang memotivasi.
Perilaku rawatan Bonsai, seperti kesabaran
mengatur bentuk dan sortir ranting rusak, menyiram dan memberi gizi, harus
dicontoh dan ditumbuhkembangkan untuk sebuah keseimbangan hidup.
Tunas muda Bonsai, hijau segar, tumbuh pada
badan yang tua renta, menyeruak segar diantara gersangnya kulit yang antik,
diibaratkan pola pikir hebat dan bukti nyata usaha peningkatan kualitas hidup
manusia tua namun bermakna dan berguna!
Catatan : Inspirasi Materi dari Gebyar Bonsai Sabilulungan
2015 Kab Bandung, PPBI – Kab Bandung, Miko Mall, 27 Jan – 07 Feb 2015. Foto Dok
Pribadi.
Bandung, 07 Feb 2015
Catatan : Inspirasi Materi dari Gebyar Bonsai Sabilulungan
2015 Kab Bandung, PPBI – Kab Bandung, Miko Mall, 27 Jan – 07 Feb 2015. Foto Dok
Pribadi.
Bandung, 07 Feb 2015
Terimakasih Atas Kunjungannya
www.kompasiana.com/stalgijk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar