JK250811

Kamis, 12 Februari 2015

Tunas Keriput Bonsai




Tunas Keriput Bonsai
Oleh : Johanes Krisnomo

Kebanyakan, sejalan dengan bertambahnya waktu, manusia makin dewasa, menua, keriput bertahap, lambat berpikir dan bertindak.
Hidup manusia, bebas namun terbatas, ada aturan dan norma yang harus ditaati, meski ada yang tak patuh. Kecuali satu,  batasan umur,  wajib mau tak mau harus dilalui.

Bonsai, seperti apa yang dikatakan penggemarnya, mampu memberikan keseimbangan hidup. Meski tua, bahkan sampai puluhan tahun, ketuaannya mampu menaikkan kualitas nilai tawar.
Guratan atau keriput tua di badan Bonsai, justru membuatnya lebih menarik. Hebatnya lagi, bentuk dinamis lika-liku badannya sangat menarik, berpadu asri bersama daun-daunnya yang  mini dan khas. 

Bahkan, beberapa tunas daun yang tampak dominan, seolah eksis ingin menyuarakan tulus suara hatinya Bonsai.
Bertambahnya umur, semakin menua tak harus statis tanpa prestasi, memperlambat dan memanjakan diri tak berbuat apa pun yang memotivasi.

Perilaku rawatan Bonsai, seperti kesabaran mengatur bentuk dan sortir ranting rusak, menyiram dan memberi gizi, harus dicontoh dan ditumbuhkembangkan untuk sebuah keseimbangan hidup.

Tunas muda Bonsai, hijau segar, tumbuh pada badan yang tua renta, menyeruak segar diantara gersangnya kulit yang antik, diibaratkan pola pikir hebat dan bukti nyata usaha peningkatan kualitas hidup manusia tua namun bermakna dan berguna!

Catatan : Inspirasi Materi dari Gebyar Bonsai Sabilulungan 2015 Kab Bandung, PPBI – Kab Bandung, Miko Mall, 27 Jan – 07 Feb 2015. Foto Dok Pribadi.

Bandung, 07 Feb 2015









Catatan : Inspirasi Materi dari Gebyar Bonsai Sabilulungan 2015 Kab Bandung, PPBI – Kab Bandung, Miko Mall, 27 Jan – 07 Feb 2015. Foto Dok Pribadi.

Bandung, 07 Feb 2015
Terimakasih Atas Kunjungannya
www.kompasiana.com/stalgijk


Tidak ada komentar:

Posting Komentar