JK250811

Minggu, 14 November 2010

Akrab Bersahabat dengan Elpiji

Akrab Bersahabat dengan Elpiji

Oleh: Johanes Krisnomo

PEMAKAIAN gas elpiji untuk keperluan rumah tangga bukan lagi hal yang aneh. Di mana-mana banyak orang telah menggunakan gas elpiji untuk memasak, baik di rumah maupun di luar rumah seperti penjual makanan warungan maupun pedagang keliling.
Semakin gencarnya informasi di surat kabar belakangan ini mengenai kebakaran yang disebabkan meledaknya tabung gas elpiji, seolah hanya merupakan sekadar berita, meskipun tidak sedikit harta benda, bahkan nyawa yang hilang sia-sia. Oleh karena itu, perlu dibangun pemahaman bagi pemakai gas elpiji agar terhindar dari bencana dengan lebih mengenal sifat-sifat serta tindak pencegahan yang diperlukan agar terhindar dari bahaya kebakaran.

Sifat gas elpiji mudah terbakar. Karena itu, kebakaran sangat mungkin terjadi bila ada kontak langsung antara gas elpiji yang berasal dari kebocoran tabung gas dengan sumber api. Bila terjadi kebocoran dan sistem sirkulasi udara kurang baik, akan lebih banyak gas terperangkap di lapisan udara bagian bawah, sekitar kompor, dan tabung gas, karena sifat gas elpiji yang lebih berat dari udara.

Kebocoran gas sering terjadi pada pemasangan regulator saat mengganti tabung kosong dengan yang baru. Salah satu penyebabnya adalah seal karet pada bagian katup tabung elpiji yang sudah rusak, tidak elastis lagi, dan dalam posisi miring. Fungsi seal karet sebenarnya untuk mencegah kebocoran sambungan antara katup tabung dengan regulator.

Setelah dilakukan penggantian seal karet, biasanya suara mendesis akan hilang dan ini memberikan petunjuk bahwa gas tidak bocor lagi. Biarkan beberapa saat sampai tidak ada bau gas, kemudian nyalakan kompor dengan hati-hati. Seal karet dapat diminta pada penjual gas atau dapat diambil dari bagian katup tabung gas yang sudah kosong.

Perlu diperhatikan pula pada saat menghidupkan kompor. Pemantik api yang kotor akan membuat kompor tidak menyala dan timbul bau gas menyengat. Biasanya orang akan mencoba beberapa kali sampai kompor menyala, meskipun akibatnya cukup riskan karena bersatunya gas yang terperangkap di sekitar kompor dengan percikan api dari pemantik. Bila itu terjadi, biarkan beberapa saat sampai tak tercium bau gas, kemudian coba lagi menghidupkan kompor.

Saat penulis berbicara dengan seorang teman, dikatakan bahwa ada satu hal sederhana yang kadang tak terpikirkan oleh banyak orang. Contohnya saat kita merebus air. Bila jumlah air yang diisi dalam teko atau wadah terlalu penuh, pada saat mendidih, air akan tumpah membasahi kompor dan memadamkan api, sedangkan gas masih tetap mengalir. Peristiwa ini dapat disamakan dengan kebocoran gas yang tentunya berpotensi menyebabkan kebakaran bila pada saat itu ada kontak dengan percikan api.

Untuk alasan tertentu, masih dijumpai pengguna kompor gas yang meletakkannya berdampingan dengan kompor minyak tanah. Pemakaian dua jenis kompor tersebut sangat berisiko menyebabkan kebakaran. Sebagai contoh, bila ada kebocoran gas, sedangkan kompor minyak tanah sedang digunakan atau menyala, api yang berasal dari kompor minyak tanah bisa menyambar gas elpiji dan terjadilah ledakan sebagai awal suatu kebakaran.

Bagaimana cara aman dalam bersikap? Tentunya pencegahan akan lebih baik. Misalnya dengan memeriksa slang apakah ada sobekan atau kebocoran akibat terlipat atau digigit tikus. Pastikan regulator dalam keadaan baik. Pastikan tidak ada bau gas yang kemungkinan disebabkan seal karet yang rusak dll.

Akan lebih baik bila dilakukan penyuluhan mengenai gas elpiji secara mandiri dalam suatu pertemuan kelompok masyarakat pemakai gas elpiji, tanpa harus menunggu program resmi dari pemerintah. Materi bahasan dapat berupa tukar pengalaman dan informasi tentang seluk-beluk gas elpiji dan tindak pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran.Dengan demikian, diharapkan masyarakat memiliki pemahaman yang lebih baik sehingga gas elpiji benar-benar dapat menjadi sahabat kita. 

(Penulis, alumnus ITB, pemerhati lingkungan hidup, teknologi pangan, kesehatan, dan kimia pangan)

Catatan :Artikel telah dipublikasikan di Galamedia 10 Juli 2009

2 komentar:

  1. Senang melihat blog ini. Terus menulis ya Mas Kris. Jangan lupa ikutan lomba di HOKI bila ada waktu luang!!

    Salam sukses selalu

    BalasHapus
  2. Selamat Malam Mbak Fida,
    Sudah lama sekali tak kontak-kontak.an
    Melanjutkan perjuangan sebagai penulis,
    ya melalui blog ini.
    Terimakasih atas dukungan mbak Fida
    dengan komentar tentang blog ini.
    Meskipun blog ini masih jauh dari harapan
    tapi melalui proses pembelajaran semoga aja
    ini akan menjadi jalan sukses seperti yg mbak telah lampaui melalui karya novel yg bermutu.
    Sekali lagi terimakasih dan salam untuk teman-teman alumni PMOH II lalu.
    Oh ya alamat blog mbak Fida dimana ya?
    Salam Sukses,
    J.Krisnomo

    BalasHapus