JK250811

Minggu, 14 November 2010

Polifenol Teh Cegah Macam Ragam Penyakit!



Polifenol Teh Cegah Macam Ragam Penyakit!


Oleh: Johanes Krisnomo

RAHASIA multikhasiat di balik rutinitas minum teh (Camellia sinensis) masih belum banyak dikenal masyarakat. Perubahan gaya hidup, pola makan, dan polusi udara memicu terbentuknya senyawa radikal bebas di dalam tubuh yang diindikasikan sebagai penyebab timbulnya kanker dan penyakit-penyakit lainnya. Kebiasaan minum teh dapat menjadi solusi hidup sehat, berkat senyawa ajaib polifenol yang terkandung di dalamnya.
Sumber radikal bebas seperti disebutkan para ahli pangan, gizi, dan kesehatan, di antaranya berasal dari polusi udara, radiasi sinar ultraviolet, stres, rokok, dan makanan berlemak. Secara sederhana radikal bebas dapat dijelaskan sebagai molekul-molekul yang sangat reaktif dan dapat merusak sel-sel tubuh. Radikal bebas yang terbentuk akan mengakibatkan reaksi berantai, dan menghasilkan radikal bebas baru yang jumlahnya akan terus bertambah.

Keunggulan teh, seperti dikatakan Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, Guru Besar Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor, mengandung beberapa komponen penting salah satunya adalah polifenol yang memiliki khasiat sebagai antioksidan atau antiradikal bebas yang kekuatannya dikatakan lebih tinggi daripada vitamin C dan vitamin E. Aktivitas polifenol sebagai antioksidan dapat mencegah atau menetralkan radikal bebas yang menyerang sel-sel tubuh.

Polifenol adalah kelompok antioksidan yang secara alami ada di dalam sayuran (brokoli, kol, seledri), buah-buahan (apel, delima, melon, ceri, pir, dan stroberi), kacang-kacangan (kedelai, kacang tanah) dan minuman (seperti teh, kopi, cokelat, dan anggur merah). Data terbaru yang diterbitkan oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), Januari 2007, menjelaskan bahwa polifenol teh secara spektakuler telah mengungguli polifenol yang terdapat pada kelompok sayuran dan buah-buahan dalam kapasitas kekuatan sebagai antioksidan (Prawoto Indarto, pakar dan penulis buku teh).

Ada tiga jenis teh yang secara umum dikenal masyarakat yaitu teh hitam, teh hijau, dan teh polong. Perbedaannya ditentukan berdasarkan cara pemrosesan teh sebelum maupun setelah teh dipetik dari pohon. Teh mengalami proses fermentasi (kecuali teh hijau), yaitu pelayuan dan pengeringan terlebih dahulu, sebelum bisa diseduh dan dinikmati sebagai minuman (Erry Alif, pakar teh). Dijelaskan oleh Dadan Rohdiana, peneliti di Pusat Penelitian Teh dan Kina - Gambung, konsekuensi logis dari perbedaan proses menyebabkan terjadinya perbedaan jenis teh yang dihasilkan, baik secara fisik/kenampakan maupun kimia. Secara kimia, perbedaan yang paling menonjol adalah kandungan komposisi senyawa polifenol dari tiap jenis teh yang memberikan warna seduhan dan cita rasa serta khasiat yang spesifik.

Teh hitam misalnya, menunjukkan kemampuan untuk mencegah atau mengurangi resiko terserang diabetes jauh melebihi dari teh hijau maupun teh polong (Journal Agric.FoodChem, USDA, 2002).

Demikian halnya teh hijau, senyawa aktif polifenolnya mampu menghambat terjadinya stroke bila diminum secara rutin (dr. Arijanto Jonosewojo, Sp.P.D., Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya). Pernyataan tersebut diperkuat hasil riset Profesor Colin Bins dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Curtin, Australia, pada awal 2009, bahwa kebiasaan mengonsumsi teh hijau mengurangi 60% risiko penyakit stroke. Khasiat serupa untuk cegah stroke juga dimiliki oleh teh hitam dan teh polong meskipun dengan tingkat yang berbeda.

Efek lain dari teh polong dapat menjaga kolesterol darah dalam batas normal dan menetralkan radikal bebas di dalam tubuh yang berasal dari makanan berlemak seperti gorengan dan makanan bersantan. Khasiat spesifik lainnya dari teh oolong seperti dipublikasikan dalam Arch Dermatol dari sebuah penelitian di Jepang, bahwa mengonsumsi teh polong secara rutin terbukti ampuh mencegah atau mengurangi risiko penyakit eksim atau radang kulit.

Multi komponen zat aktif yang terkandung dalam teh, senyawa ajaib polifenol dan senyawa lainnya seperti vitamin, mineral dan lain-lainnya boleh jadi merupakan alasan kuat, selain mengurangi resiko terserang kanker dan penyakit jantung, juga dapat menjaga kesehatan hati, mencegah tekanan darah tinggi, mengobati penyakit ginjal, menghambat penuaan dan lain sebagainya.

Seiring dengan berkembangnya zaman, kebiasaan minum teh juga semakin bervariasi. Perpaduan teh dengan berbagai macam bahan alami, seperti jahe, jeruk nipis, madu, dan lain-lainnya telah terbukti memberikan manfaat ganda dalam hal kesehatan maupun cita rasa. Terlebih lagi, berbagai kemudahan cara saji misalkan teh dalam kemasan botol, gelas plastik, kotak karton, dan teh celup telah memberikan pilihan tepat sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan aktual.

Yuk, biasakan minum teh! Manfaatkan teh dengan kandungan senyawa ajaib polifenol dan multikomponen lainnya sebagai persembahan dari alam yang luar biasa, demi kehidupan yang lebih sehat dan berkualitas! 

(Penulis, alumnus kimia ITB, pemerhati lingkungan hidup, teknologi pangan, kesehatan, kimia pangan dan praktisi di industri pangan). Catatat : Artikel telah dipublikasikan di Harian Umum Galamedia Bandung, 01 Okt 2010



Tidak ada komentar:

Posting Komentar